NAMA : COKRO SURYO WICAKSONO
KELAS : 1IA22
NPM : 51417381
KATA PENGANTAR
Atas rahmat dan
karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, dan kemauan yang keras di sertai bantuan dari
berbagai pihak maka dapatlah di susun Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul:
“Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia Di Kalangan Remaja”
sebagai pemahaman tambahan. Dan tak lupa kami hanturkan rasa terima kasih yang
tak terhingga kepada para pembimbing yang telah memberikan arahan serta
bimbingan kepada penulis. Sudah tentu hasil Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat memohon saran yang sifatnya
konstruktif untuk kesempurnaannya. Semoga apa yang dipaparkan dapat memberikan
manfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan pada khususnya. Dan dengan segala
kritikan yang bertujuan untuk membangun dari makalah ini penulis tetap sambut
dengan hati yang ikhlas. Mudah-mudahan Tuhan tetap memberkati kita semu,amin.
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia
keanekaragaman dan keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
merupakan kebudayaan yang majemuk pul dan sangat kaya ragamnya. Indonesia
sendiri terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau.
Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap
budaya tersebut terdapat nilainilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi
saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia
malu akan
kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Perbedaan yang terjadi dalam
kebudayaan Indonesia dikarenakan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh
dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. Dilihat dari perkembangan
zaman di era globalisasi sekarang amatlah pesat karena penemuan-penemuan baru
di segala bidang. Penemuan-penemuan baru di dunia teknologi misalnya yang di
dominasikan oleh negara-negara barat, membuat kita takjub sehingga kita hanya
dapat menggelengkan kepala serta dapat menikmati dan memakainya sebagai bangsa
Indonesia. Selain penemuan-penemuan baru tersebut yang telah membudaya ada juga
fenomena lain di era globalisasi yang terjadi di Indonesia khususnya di
kalangan remaja, di mana para remaja cenderung meniru kebudayaan barat.
Salah satu contohnya adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita
saksikan baik di media elektronik, cetak maupun secara langsung seperti cara
berpakaian dan mode yang telah menjadi budaya masyarakat kita
khusus kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat ke golongan
bawah akibat artis-artis di jagad hiburan yang memiliki tingkat moderenisasi
yang lebih tinggi. Dari perilaku dan gayanya itulah di lihat sebagai contoh dan
layak di tiru karena di anggap lebih maju dan modern. Umumnya kalangan remaja
Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai agama
yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki. Para remaja merasa gengsi
kalau tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan
nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Dan kini nilai-nilai kebudayaan kita
semakin terkikis karena di sebabkan oleh pengaruh budaya Asing yang masuk ke
Negara kita. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi
muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis
antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang
karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli
terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan Nasional
perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya
pengembangan kesenian yang mampu melahirkan “nilai-tambah kultural”.
Seni-seni lokal dan nasional perlu tetap dilanggengkan, karena berakar
dalam budaya masyarakat. Melalui sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru,
akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan
dan pengayaan karya-karya seni. Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan
budaya dan “modal sosial-kultural” masyarakat.
B. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan di bahas dalam karya tulis ilmiah
ini yaitu : Dampak positif dan negatif serta akibat pengaruh masuknya budaya
asing ke Indonesia khusunya di kalangan remaja. Bagaimana cara untuk
mengantisipasi dampak negatif masuknya budaya asing ke Indonesia yang banyak
merusak adat kebiasaan dan dapat menimbulkan perilaku yang
menyimpang dimasyarakat. Faktor-faktor utama penyebab masuknya budaya asing
ke Indonesia Pengaruh budaya asing terhadap eksistensi jati diri bangsa
Indonesia
C. Manfaat dan Tujuan Dalam karya tulis ini banyak sekali manfaat yang dapat
diambil seperti mengetahui hal-hal yang belum diketahui sebelumnya tentang
pengaruh kebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia di kalangan remaja.
Serta bertujuan, diantaranya untuk: Memberikan informasi kepada para remaja,
tentang dampak masuknya kebudayaan Asing di Indonesia. Menyadarkan para remaja
akan bahaya yang mengancam negri kita dari dalam maupun luar. Mengetahui cara
penanggulangan dari masalah krisis budaya Memberikan gambaran kepada para remaja
tentang pengaruh masuknya kebudayaan Asing di Indonesia.
D. Batasan Masalah Dalam makalah ini terdapat batasan permasalahan yang akan
dipaparkan guna menghindari terjadinya perluasan masalah, yaitu sebagai
berikut: Faktor masuknya budaya asing ke indonesia. Tantangan global ke dalam
masyarakat. Pengaruh tantangan globalisasi terhadap budaya bangsa. Pengaruh
globalisasi terhadap jati diri bangsa.
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kebudayaan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan
orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: “Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”
"Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam
berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali
anggotaanggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Kebudayaan & Ragamnya 1
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah CulturalDeterminism. Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut kebudayaan Edward merupakan Burnett
Tylor, keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Soelaiman Selo
Soemardi, Soemardjan kebudayaan dan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Kebudayaan & Ragamnya 2
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
B. Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia Indonesia telah berakulturasi
dengan berbagai kebudayaan dalam waktu yang lama. Letak strategis Indonesia
yang berada pasa jalur 2 pusat perdagangan internasional pada masa lampau,
India dan Cina, memberi pengaruh besar kebudayaan pribumi. Dengan terjadinya
pencampuran antara dua budaya tersebut maka mengembangkan kebudayaan asli
setempat. Selain dari pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat
era globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya terutatama
pengaruh budaya Barat. Dengan kemajuan Akulturasi Budaya Indonesia 1 teknologi
modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain.
Indonesia Pengaruh interaksi dengan budaya Barat mewarnai kehidupan
masyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di negara
ini, di tambah dengan masalah persediaan bahan pangan, bahan energi, dan bahan
industri strategis yang kian langka, serta kesenjangan penguasaan teknologi
semakin lebar berisiko pada pergeseran perbedaan dan kepentingan di masyarakat.
Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi
trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi
cermin moderen. Hal ini jelas mengikis perilaku dan tindakan seseorang.
Akulturasi Budaya Indonesia 2
Hembusan pengaruh Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi
kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan
kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kearifan
lokal yang menjadi warisan terjadi
kebudayaan masyarakat nusantara. Dari sinilah juga nilai tradisional secara
perlahan mengalami kepunahan karena tidak mampu bersaing dengan budaya moden
dalam bentuk pergaulan masyarakat. Pada awalnya pintu masuk kebudayaan Asing di
Indonesia adalah melalui kegiatan penjajahan para orang Asing di Indonesia.
Tidak hanya mengambil hasil rempah-rempah dan menjajah pada umunya tetapi
mereka juga menanamkan budaya mereka untuk mencampuri kebudayaan Indonesia.
Berbeda dengan masa penjajahan, pada zaman sekarang pintu masuk kebudayaan
Asing itu melalui kemajuan teknologi dan informasi. Oleh Siauddin Sardar
menyebut masa kini sebagai terjadinya revolusi informasi seperti diulas dalam
bukunya Tantangan Dunia Islam di abad 21. Dalam revolusi informasi tersebut,
intervensi informasi sulit dibendung oleh karena arusnya tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Setiap saat informasuk sudah dapat memasuki setiap kantor dan
rumah tangga sekalipun melalui media massa cetak dan elektronik seperti surat
kabar, televisi dan internet. Revolusi informasi salah satu cirinya adalah
keterbukaan dan kebebasan informasi sungguh sesuatu sulit dielakkan karena
selain memberikan dampak positif seperti adanya informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tapi sekaligus dampak negatif seperti pergaulan
bebas, pakaian yang memperlihatkan aurat, pola hidup individual dan hedonis.
Julukan yang sering dipakai untuk menggambarkan peradaban Barat dam
masyarakat-masyarakat komponen nya dewasa ini adalah peradaban “teknologis”.
Gambaran-gambaran optimistik tentang teknologi informasi dan perananya yang
bermanfaat, memajukan gagasan bahwa komputer tidak pernah salah; ia bisa
menyelesaikan semua problem masyrakat; ia bahkan dianggap sebagai “jampi-jampi
ajaib” yang bisa menyediakan informasi bagi
semua orang. Kebanyakan para remaja di negri ini telah dibodohi oleh gambaran
indah dan berlebihan tentang teknologi dan komunikasi ini. Sejumlah kecil
negara sekarang dipandang sudah sampai ke tingkat modern, sedangkan jumlah
besarnya masih dalam proses ke arah itu. Moderenisasi kini telah bergema di
dunia. Negara-negara modern merasa bangga karena modernisasinya telah berhasil,
sedangkan negara-negara yang sedang berkembang dengan penuh gairah menyertai
gerak modernisasi itu. Meskipun demikian, perkembangan teknologi di bidang
informasi tersebut, selain memberikan kebebasan untuk mengakses informasi
sebanyakbanyaknya akan tetapi tetap ada ruang bagi masyarakat untuk melakukan
pilihan-pilihan secara selektif sesuai kepentingan, kebutuhan masyarakat.
Disinilah peran semua pihak untuk terlibat dalam pemberdayaan masyarakat agar
mampu memilih dan memilah informasi siaran televisi atau konten informasi di internet
agar tidak terjebak dengan informasi kebudayaan asing yang bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang dianutnya.
C. Pengaruh Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaan Indonesia di kalangan remaja
Indonesia di kenal sebagai negara multi etnis dan agama, dari situlah Indonesia
memiliki ragam Budaya yang berbeda-beda. Di setiap budaya tersebut terdapat
nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan
Indonesia kini kian memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan semakin
berkembangnya teknologi yang akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap
kebudayaan asli Indonesia. Dengan banyak berkembangnya media elektronik,
kebudayaan barat dapat dengan
mudah masuk ke Indonesia,sehingga mulai mengubah pola pikir dan prilaku
masyarakat Indonesia. Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia sebenarnya
memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif.
misalnya, kreatifitas, inovasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
hidup disiplin dan profesionalitas dalan lain-lain. Nasmun dalam karya tulis
lebih fokus pada dampak negatif kebudayaan asing terhadap kebudayaan Indonesia
khususnya di kalangan remaja.
Akulturasi Budaya Indonesia 3
Dampak negatifnya kebudayaan asing atau barat terhadap masyarakat Indonesia
khususnya kalangan remaja sudah sampai tahap memprihatinkan karena ada
kecenderungan para remaja sudah melupakan kebudayaan bangsanya sendiri.
misalnya. Para remaja tidak ingin ingin dikatakan kuno, kampungan kalau
tidak mengikuti cara berpakaian ala barat karena dinilai modern, tren dan
mengikuti perkembangan zaman meski memperlihatkan auratnya yang dilarangan oleh
ajaran agama maupun bertentangan dengan adat istiadat masyarakat secara turun
temurun. Selain cara berpakaian dan mode, pergaulan bebas dan cara berhurahura
di kalangan remaja yang di lihat sebagi prilaku yang menyimpang baik secara
agama maupun sosial juga menjadi masalah bagi kebudayaan di Indonesia. Umumnya
kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan
nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki. Para
remaja juga merasa bahwa kebudayaan di negerinya sendiri terkesan jauh dari
moderenisasi. Sehingga para remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti
perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilainilai ajaran agama dan
budayanya. Sehingga pada akhirnya para remaja lebih menyukai kebudayaan barat,
dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri.
D. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing Untuk mengatasi pengaruh
kebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia, khususnya untuk membentengi
kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan pelibatan semua pihak terutama
pemerintah dan tokohtokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta keterlibatan
orang tua di rumah.
> Peranan Pemerintah Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan
strategis melalui penataan ulang sistem pendidikan terutama mengenai pengaturan
kurikulum.
Umumnya di setiap sekolah menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai
ilmu keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua
jam dalam se-minggu saja. Tentu saja ini kurang memadai waktunya untuk
mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa sehingga memerluikan penambahan jam
pelajaran atau kreatifitas guru bidang studi tersebut dalam bentuk kegiatan
keagamaan di lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian
tematik menurut pandangan agama. Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem
pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang studi. Mengenai pelajaran dan
pemahaman keagamaan sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama
yang dinilai waktunya kurang memadai tersebut tetap setiap guru mata pelajaran
umum juga dapat memasukkan nilainilai agama ketika mengajar di hadapan siswanya.
Misalnya, mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan
menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau
dimpin oleh ulama atau pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan
Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-tokoh pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk
perlawan terhadap penjajahan negara asing yang inin menguasai wilayah dan
sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus menyebarkan kebuadyaannya.
> Peranan Tokoh
Agama dan Budaya Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja
organisasi keaagamaan dan sanggar-sanggar budaya sangat strategis untuk
menangkal masuknya budaya asing dalam masyarakat khususnya kalangan generasi
muda. Keterlibatan para tokoh agama dan budaya melalui
program kerja organisasi keagamaan seperti
Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada
pembuinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya yang berbasis agama. Begitu
juga peranan para budayawan dan seniman melalui organisasi atau sanggar seni
dapat merancang program kerja yang diminati oleh kalangan remaja sehingga
mereka tidak tertarik dengan budaya hura-hura yang datang dari budaya asing.
Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama dan
budayawan, maka pola pembinaan generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman
nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih terarah dan terukur, baik
dari kegiatan-kegiatan internal sekolah seperti pada proses belajar-mengajar
maupun di luar sekolah seperti remaja masjid, kesenian dan budaya. Dengan
adanya kebijakan ini remaja juga dapat berinterksi sosial secara langsung
dengan masyarakat sebagai pelaku sosial.
> Peranan orang tua dan keluarga Keluarga merupakan lingkungan anak yang
paling banyak waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang paling
bertanggujawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga.
lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap
kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anakanaknya. Lingkungan
keluarga dan lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian
orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa
kita kedalam kesesatan”. Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak
diantara porsi yang lainnya. Peran orang tua sangat amat dibutuhkan, selain
mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang tua
harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya
bisa salah gaul. Pada masyarakat modern, seorang remaja sangat tergantung pada
cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalu interaksi dalam keluarga,
remaja akan mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita dan nilai
dalam keluarga dan masyarakat.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengaruh-pengaruh kebudayaan asing turut dalam perkembangan budaya Indonesia
khususnya terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam fikiran di kalangan remaja
yang dapat merusak ekosistem generasi muda ke depannya.
B. Saran Sebagai generasi muda hendaknya dapat berperilaku yang selektif
terhadap pengaruh globalisasi sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan
adat kebiasaan di negrinya. Serta menanamkan nilai-nilai pancasila dan
melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-baiknya. Dan jangan lupa memiliki
semangat nasionalisme yang tangguh, seperti mencintai produk dalam
DAFTAR PUSTAKA
Sidi Gazalba, Islam
& Perubahan Sosiobudaya. Jakarta : Pustaka AlHusna, 1983. Zianuddin Sardar,
Tantangan Dunia Islam Abad 21. Bandung : Mizan, 1988. Kun Maryati, Juju
Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X.Jakarta : Erlangga, 2001. www.google.com www.wikipedia.com
http://nahdatunnisaa.blogspot.com/2013/04/contoh-karya-tulis-ilmiahpengaruh.html